Sejarah

SMP Negeri 2 Rembang

Sejarah Singkat Sekolah

 

SMP Negeri 2 Rembang awalnya berdiri sebagai salah satu Unit Sekolah Baru (USB) yang berlokasi di Desa Kanigoro. Kemudian pada awal tahun pelajaran 2005-2006, USB tersebut resmi diselenggarakan dan diperkuat pula dengan terbitnya surat keputusan bupati Pasuruan No.420/436/HK/426.022/2005. Maka, terbentuklah komite pembangunan yang memulai pengerjaan pada 12 September 2005 sampai dengan 11 Pebruari 2006. Lalu, Ketua komite pembangunan USB, Mariyadi, S.Pd melaksanakan proyek tersebut dibantu para anggotanya. Antara lain: kepala Desa Kanigoro, perangkat desa, guru SMPN 1 Rembang, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat sekitar.

Sekolah yang berjarak 14 km arah tenggara dari Bangil sebagai ibu kota Kabupaten Pasuruan itu meminjam gedung Madrasah Diniyah (Madin) di dekat lapangan Kanigoro. Gedung tersebut sebagai sarana pertama bagi siswa-siswi angkatan pertama mengikuti proses pembelajaran kala itu. Tidak hanya gedung yang digunakan selama satu semester, melainkan pula rumah salah seorang guru SMPN 1 Rembang yang difungsikan sebagai kantor sekaligus ruang guru. Beberapa guru sekolah-sekolah sekitar membantu proses pembelajarannya. Seperti SMPN 1 Rembang, SDN-SDN sekitar ikut membantu. Namun tidak lama, sekolah yang beralamat di Jl. Raya Kanigoro Kecamatan Rembang itu menggunakan gedung barunya untuk pembelajaran pada 27 Februari 2006.

Awalnya, tidak banyak masyarakat mempercayakan putra-putrinya untuk belajar di sekolah tersebut. Dengan berbekal 30 peserta didik pada tahun pertama, sekolah yang memiliki luas lahan 6046 m2 melakukan aktivitasnya. Meskipun animo masyarakat masih rendah saat itu, USB tersebut diresmikan langsung oleh direktur pembinaan SMP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan masyarakat sekitar sekolah bergerak naik dengan jumlah murid baru yang berlipat ganda dari tahun sebelumnya. Kepercayaan tersebut dipegang sebagai amanah bagi sekolah untuk melakukannya dengan baik.

Latar belakang penghasilan wali murid dan orang tua yang sangat beragam. Tentu, hal tersebut berpengaruh pada pertimbangan mereka untuk menyekolahkan putra-putrinya. Kebanyakan mereka adalah buruh tani yang bekerja pada petani atau pemilik lahan pertanian. Ada pula buruh juragan rongsokan (barang bekas), pekerja serabutan, karyawan perusahaan di Pasuruan Industries Estate Rembang (PIER), dan profesi lainnya. Nah, keberadaan PIER sebagai kawasan industri belakangan menjadi salah satu alasan mereka untuk menyekolahkan putra-putrinya ke jenjang lanjutan.

Di sisi lain, masyarakat yang relegius di kawasan sekolah tampak pada keberadaan Taman Pendidikan al-Quran (TPQ), Madin, dan langgar-langgar sebagai tempat mengaji. Tidak hanya lembaga-lembaga keagamaan tersebut, madrasah-madrasah formal pun turut berdampingan untuk mencerdaskan generasi di wilayah Kanigoro dan sekitarnya. Seperti madrasah ibtidaiah dan tsanawiah yang pada beberapa tahun terakhir berdiri bak cendawan di musim penghujan. Tidak dapat dipungkiri, hal tersebut menjadi satu ruang perebutan mencari peserta didik baru. Kendati terkadang menempuh cara-cara yang bertolak belakang dengan spirit mencerdaskan kehidupan bangsa.

Terlepas dari hal itu, sekolah yang kini mempunyai luas bangunan 2100 m2 tersebut dilengkapi dengan fasilitas yang mencerminkan kondisi masyarakat sekitar. Yaitu, musholla yang berdiri tegak menyambut di depan sekolah. Namun, deretan bangunan lainnya juga tidak kalah manfaatnya. Di antaranya, ruang administrasi kantor, ruang kelas, ruang laboratorium IPA, ruang ganti dan WC/kamar mandi siswa, gudang, kantin dan koperasi, ruang multimedia/komputer, dan ruang perpustakaan/media.

Kemudian, ketua komite pembangunan tersebut ditunjuk juga sebagai kepala sekolah pertama yang kala itu hanya memiliki bangunan seluas 893 m2. Selama lima bulan proses pembangunannya, sekolah tersebut secara resmi diserahterimakan ke pemerintah Kabupaten Pasuruan dan masyarakat tepat pada 13 April 2006. Tanggal tersebut lantas diperingati sebagai hari jadi sekolah. Akhirnya, USB tersebut diresmikan dengan nama SMPN 2 Rembang.

Selanjutnya, estafet tampuk kepemimpinan diawali ketua komite pembangunan USB saat itu, Mariyadi, S.Pd yang kemudian diamanahi menjadi kepala sekolah (KS). Masa kepemimpinannya berlangsung dari 2005 sampai dengan 2013. Kemudian, dilanjutkan KS baru yang memegang kepemimpinan lembaga pendidikan tersebut. KS kedua bernama Soegeng Supriyadi, S.Pd yang sebelumnya sebagai guru SMPN 2 Pandaan. Selama tiga tahun kepemimpinannya, guru IPA yang berangkat dari promosi calon kepala tersebut secara definitif menjadi KS mulai 2013 sampai dengan 2016.

Tidak lama berselang, hadir KS ketiga yang merupakan hasil rotasi pimpinan sekolah kala itu. Mantan KS SMPN 2 Sukorejo, Drs. Muslich resmi menduduki posisi KS SMPN 2 Rembang (Spendur) mulai 2016 sampai masa purna bakti. Tepat tiga tahun pula, guru IPS yang juga mengajar sebelumnya di SMAN Bangil tersebut mengakhiri masa kepemimpinannya pada medio 2019. Jabatan sebagai pimpinan sekolah sempat mengalami kekosongan. Namun, Dinas Pendidikan lantas menunjuk pejabat pelaksana tugas (PLT) KS Spendur. Tidak kurang dari empat bulan, Mochammad Syafi’i, M.Pd merangkap jabatan dengan KS SMPN 1 Rembang yang dipegang terlebih dahulu.

Setelah masa kepemimpinan guru Matematika itu, Ninik Sutitah, S.Pd, M.Pd hadir menjabat sebagai KS kelima Spendur. Mantan KS SMPN 3 Bangil tersebut memangku jabatan KS Spendur pada September 2019 sampai masa purna tugas. Pada April 2020, guru bahasa Indonesia tersebut memasuki masa pensiun sehingga kurang lebih delapan bulan menjadi pimpinan sekolah yang berada di Desa Kanigoro Kecamatan Rembang tersebut.

Setelah itu, PLT berikutnya dipegang kembali KS kedua Spendur, Soegeng Supriyadi, S.Pd. Tidak lebih dari dua bulan, mantan KS SMPN 3 Purwosari Satap yang saat itu KS SMPN 1 Pohjentrek memberikan tongkat kepemimpinannya kepada KS yang baru. Yang tidak lain adalah Warnoto, S.Pd, M.Pd, sejawat guru SMPN 2 Pandaan yang juga pernah menjabat sebagai wakasek setelahnya. Pada Juni 2020, Warnoto, M.Pd resmi menjadi KS ketujuh SMPN 2 Rembang.